Uji Coba Medis: Suplemen Minyak Ikan Sembuhkan Kegilaan

Sebuah uji coba medis menyebutkan orang berisiko tinggi yang mengkonsumsi suplemen minyak ikan setiap hari dapat terhindar dari risiko terkena gangguan penyakit mental. Uji coba yang dilakukan selama tiga bulan terhadap penggunaan minyak ikan ini menunjukkan suplemen tersebut mempunyai khasiat yang serupa dengan obat yang ada selama ini.

Dalam uji coba tersebut minyak ikan mampu mengurangi munculnya risiko kemungkinan penyakit yang menyebabkan gangguan kejiwaan berat seperti schizophrenia hingga seperempat lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsi suplemen ini. Para peneliti yang melakukan percobaan ini percaya hal itu disebabkan oleh kandungan Omega-3 yang terdapat pada minyak ikan -yang dikenal bermanfaat untuk kesehatan jantung- juga bermanfaat bagi kesehatan otak.

Jurnal Archives of General Psychiatry mengatakan obat 'alami' ini akan disambut hangat oleh mereka yang sering menangani kasus gangguan kejiwaan. "Temuan ini menunjukan perlakuan dengan bahan alami mampu mencegah atau setidaknya menghambat gangguan kejiwaan dan ini memberikan harapan terhadap kemungkinan adanya alternatif penyembuhan selain obat antipsychotic yang sering digunakan saat ini," seperti dimuat dalam jurnal tersebut.

Obat antipsychotic yang ada selama ini dapat mendatangkan efek samping yang membuat seseorang bisa berhenti menggunakannya. Para Ilmuwan mengatakan suplemen minyak ikan adalah pilihan lain yang secara umum lebih mudah digunakan dan ditolerir.

Tim Internasional yang terdiri dari Ilmuwan asal Austria, Australia, dan Swiss melakukan uji coba penggunaan suplemen minyak ikan terhadap 81 orang yang dianggap rentan dan berisiko tinggi terkena gangguan kejiwaan berat.

Pilihan Alami
Orang yang berisiko tinggi terkena gangguan kejiwaan ini umumnya mempunyai latar belakang sejarah yang menunjukan adanya anggota keluarga yang pernah terkena gangguan kejiwaan atau schizophrenia maupun gangguan serupa lainnya.

Dalam ujicoba yang dilakukan oleh tim tersebut, setengah dari peserta uji coba mendapatkan pil yang berisi suplemen minyak ikan dan diberikan selama 12 minggu sementara setengah lainnya hanya diberikan pil hampa dalam kurun waktu yang sama. Kedua kelompok peserta ini tidak mengetahui perbedaan isi kandungan pil yang diberikan.

Dr Paul Amminger dan timnya kemudian mengikuti perkembangan yang terjadi pada kedua grup peserta uji coba ini selama satu tahun. Mereka mengamati berapa banyak dari peserta ujiba coba yang menunjukkan timbulnya gangguan kejiwaan.

Hasilnya mereka menemukan dua peserta yang tergabung dalam kelompok penerima suplemen minyak ikan menunjukan gejala gangguan kejiwaan, namun pada satu kelompok lainnya menunjukan adanya 11 peserta yang mengalami hal serupa.

Berdasarkan hasil ini, para peneliti memperkirakan setidaknya satu dari empat orang dewasa berisiko tinggi yang mengkonsumsi suplemen minyak ikan selama satu tahun bisa terhindar dari penyakit kejiwaan berat. Mereka percaya kandungan Omega-3 yang ditemukan pada suplemen ini memberikan efek yang baik terhadap kesehatan otak.

Alison Cobb dari Yayasan Kesehatan Jiwa, Mind, mengatakan penggunaan minyak ikan akan menjadi alternatif pengobatan selain mennggunakan obat antipsychotic yang ada selama ini. "Temuan ini menjadi hasil yang menjanjikan dan tentu saja penelitian lanjutan diperlukan untuk menunjukan apakah Omega-3 bisa menjadi obat antipsychotic dalam jangka waktu lama."