Diskusi adalah pertukaran pengetahuan, sedangkan perdebatan adalah saling menukar kedunguan

Tentang Saya

Tempat Belanja Online

Tempat Belanja Online
Toko online biasa tapi bukan barang-barang biasa-biasa

JANGAN LUPA WAKTU

Partisipasi Anak Cacat Bersekolah Rendah

Selasa, 23 Februari 2010
CIREBON, REP--Angka partisipasi kasar (APK) anak-anak penyandang cacat di Jawa Barat, masih rendah. Selain itu, jumlah sekolah luar biasa (SLB) negeri juga masih kurang. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Wahyudin Zarkasih, menjelaskan, jumlah anak-anak cacat di Jawa Barat mencapai 73.286 anak. Dari jumlah tersebut, yang tercacat menempuh pendidikan di SLB tingkat SD, SMP, dan SMA baru 15.286 anak. ''Itu berarti baru 20,85 persen anak-anak penyandang cacat yang bersekolah di SLB,'' ujar Wahyudin di Cirebon, Senin (22/2).

Wahyudin ditemui dalam acara peletakan batu pertama pembangunan unit sekolah baru (USB) SLB Negeri Pangeran Cakrabuana di Desa Kasugengan Kidul, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon. Peletakan batu pertama dilakukan Menteri Pendidikan Nasional M Nuh, didampingi Bupati Cirebon, Dedi Supardi.

Wahyudin mengungkapkan, APK anak-anak penyandang cacat dalam menempuh pendidikan formal itu jauh lebih rendah dibandingkan sekolah umum. Dia menyebutkan, APK SMP mencapai 93% dan APK SMA sebesar 53%. Tak hanya itu, jumlah SLBN di Jabar juga masih minim. Dari 300 buah SLB yang ada, jumlah SLBN hanya 27 buah. Sedangkan sisanya yang mencapai 273 buah, merupakan SLB swasta.

Wahyudin menambahkan, SLBN yang saat ini ada pun tidak tersebar secara merata di semua kota/kabupaten di Jabar. Dia mengatakan, ada enam kota/kabupaten yang belum memiliki SLBN, yakni Kota Tasikmalaya, Kota Depok, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung Barat, Sukabumi, dan Bekasi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Dinas Pendidikan Provinsi Jabar akan berupaya mengembangkan sarana dan prasarana SLB. Selain itu, pihaknya pun akan membangun SLB secara bertahap di kota/kabupaten yang saat ini belum memiliki SLBN. "Kami targetkan pembangunan SLB seluruhnya selesai 2012," tegas Wahyudin.

Wahyudin menjelaskan, anggaran pembebasan lahan untuk pembangunan SLBN mencapai Rp 17 miliar. Namun, dia berharap adanya partisipasi dari pemerintah daerah di masing-masing kabupaten/kota untuk membantu pembebasan lahan tersebut.

Sementara itu, Menteri Pendidikan Nasional, M Nuh, mengungkapkan, para siswa penyandang cacat merupakan siswa yang memiliki potensi luar biasa. Meski secara fisik memiliki kekurangan, namun di sisi lain memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang dengan fisik yang sempurna.
"Yakinkan bahwa mereka memiliki potensi yang luar biasa," kata Nuh. Karenanya, perlakuan terhadap para penyandang cacat tidak boleh dibeda-bedakan.

Nuh berharap, setiap perguruan tinggi memberikan kesempatan kepada para penyandang cacat untuk bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, perusahaan pun harus menyediakan kesempatan kerja bagi para penyandang cacat.

Dalam kesempatan itu, Nuh juga meresmikan delapan buah SMPN baru di Kabupaten Cirebon. Adapun delapan sekolah tersebut, yakni SMPN 2 Depok, SMPN 2 Weru, SMPN 2 Sedong, SMPN 2 Klangenan, SMPN 2 Suranenggala, SMPN 2 Mundu, SMPN 2 Pangenan, dan SMPN 3 Plered.

Bupati Cirebon, Dedi Supardi, menyatakan, penambahan jumlah SMPN baru sangat mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Cirebon. Namun, hal itu harus pula diiringi dengan penambahan jumlah SMAN baru. "Kabupaten Cirebon masih butuh tiga sampai empat buah SMA baru," tutur Dedi.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
banner125125 d'famous_125x125
 

Followers