Diskusi adalah pertukaran pengetahuan, sedangkan perdebatan adalah saling menukar kedunguan

Tentang Saya

Tempat Belanja Online

Tempat Belanja Online
Toko online biasa tapi bukan barang-barang biasa-biasa

JANGAN LUPA WAKTU

Pembelajaran Cenderung Hanya Mengasah Otak Kiri

Senin, 15 Februari 2010
MEDAN--Sistem pembelajaran yang banyak digunakan saat ini pada lembaga pendidikan formal dan nonformal cenderung hanya menekankan pada pengasahan otak kiri yang hanya memiliki kemampuan daya serap sebesar 20 persen. "Sementara 80 persen lagi pada bagian otak lain masih jarang diasah. Padahal belajar dikatakan berhasil bila otak difungsikan secara optimal atau fungsi otak lebih optimal bila seluruh bagian otak dapat diaktifkan," kata pengamat pendidikan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut, Dr Didik Santoso Mpd, di Medan, Senin.

Ia mengatakan, otak merupakan bagian terpenting dari organ manusia yang berperan utama dalam belajar. Otak juga memiliki beberapa bagian, yang harus diasah secara bersamaan agar fungsinya dapat lebih optimal. Bagian otak tersebut adalah bagian otak reptil, bagian otak limbik dan bagian otak belajar yang disebut dengan neokorteks.

Jika lebih banyak memfungsikan neokorteks semata, apalagi hanya mengasah otak kiri tetapi mengabaikan otak kanan dan otak tengah, maka pembelajaran tidak terlalu bermakna dan cenderung kering serta kurang kreatif, produktif dan inovatif. Belajar yang seperti ini lebih mengasah kecerdasan intelektual tetapi kurang membina kecerdasan emosional, spiritual dan kecerdasan-kecerdasan lainnya.

Belajar seperti itu akan menghasilkan generasi yang cenderung mencintai materi tetapi mengabaikan akhlak dan kepribadian yang mulia. "Hasil belajar yang seperti ini sudah kita lihat melalui beberapa fenomena yang terjadi di dalam masyarakat, seperti terjadinya pembunuhan, korupsi yang merajalela, ketidakdisiplinan, kurang menghargai hasil karya orang lain," katanya.

Sebaliknya, lanjut dia, pembelajaran yang mengaktifkan semua bagian otak (whole brain learning) akan menciptakan suasana belajar yang produktif dan inovatif, menyenangkan dan tanpa tekanan. Direktur Pusat Pengembangan Kemahiran Bahasa (PPKB) Fakultas Tarbiyah IAIN Sumut ini, menyebutkan belajar tidak hanya sekedar mendapatkan nilai tinggi, mendapat ijazah dan kekayaan materi saja tetapi ingin memperoleh kebahagiaan hakiki dan ketenangan jiwa.

"Belajar seperti ini akan menghasilkan anak bangsa yang disiplin, dapat hidup bersama dengan orang lain, terhindar dari korupsi dan terciptanya kehidupan yang penuh kebahagiaan dan ketenangan," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
banner125125 d'famous_125x125
 

Followers