Diskusi adalah pertukaran pengetahuan, sedangkan perdebatan adalah saling menukar kedunguan

Tentang Saya

Tempat Belanja Online

Tempat Belanja Online
Toko online biasa tapi bukan barang-barang biasa-biasa

JANGAN LUPA WAKTU

Walah, Satu Juta Lulusan Perguruan Tinggi Menganggur

Senin, 22 November 2010

PANGKALPINANG--Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Prof Dr Fasli Jalal, mengemukakan, lebih dari satu juta orang lulusan perguruan tinggi menjadi pengangguran karena mutu pendidikan masih kurang. Hal bukan kali pertama diungkapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.

"Lebih dari satu juta orang lulusan perguruan tinggi baik program diploma dan strata 1 tidak bekerja atau menganggur, karena cenderung memperhatikan kuantitas dibanding kualitas pendidikan," kata Fasli di Pangkalpinang, Sabtu (20/11).

Menurut Fasli, pendidikan ke depan seharusnya tidak hanya memperhatikan kuantitas, tetapi juga harus memperhatikan kualitas dan mutunya. "Di sejumlah negara di dunia, kesejahteraan dan pendapatan per kapita masyarakatnya meningkatkan karena pendidikan berorientasi kepada kualitas dan mutu," ujarnya.

Fasli menambahkan, rata-rata masa pendidikan di Indonesia cukup tinggi dibanding dengan sejumlah negara di dunia namun pendapatan dan kesejahteraannya relatif rendah. "Artinya, relevansi, inovasi, dan kreativitas pendidikan itu sangat menentukan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengatasi pengangguran di negara ini," jelasnya.

Wakil Mendiknas ini memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Pangkalpinang yang saat ini menjalankan program wajib belajar 15 tahun, namun harus memperhatikan kualitas dan mutu. "Angka dan lama bersekolah bukan jaminan untuk menghasilkan pendidikan berkualitas dan bermutu, maka silakan perhatikan kuantitas tetapi jangan abaikan kualitas," tegasnya. Read More...

Tulang Mau sehat? Pilih Apel Bukan Kue


NEW YORK--Memilih makan apel daripada kue tidak hanya menyebabkan berat badan turun, namun juga mencegah kerusakan pada tulang pada usia senja, kata sebuah kajian. Wanita dewasa, yang makan bermacam buah, sayuran dan padi-padian, memiliki peluang lebih sedikit menderita patah tulang daripada yang tidak suka makanan sehat tersebut, kata kajian, yang disiarkan dalam jaringan di Jurnal Nutrisi Klinis Amerika Serikat.

Kajian lain juga menyebutkan bahwa orang dengan asupan tingkat tinggi nutrisi tertentu, seperti, kalsium dan vitamin D, memiliki massa tulang lebih baik dan lebih sedikit mendapat bahaya patah tulang pada usia mereka. "Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pola diet berkaitan dengan bahaya beberapa dampak, yang merugikan kesehatan, namun hubungan antara pola diet dengan tingkat kerapuhan tulang masih belum diketahui," kata Lisa Langsetmo di Universitas McGill di Montreal, Kanada, yang memimpin sekelompok peneliti.

Langsetmo dan rekan lain mempelajari 3.539 wanita, yang melewati masa mati haid, dan 1.649 pria berusia 50 tahun ke atas. Mereka memusatkan perhatian pada hubungan antara "kepadatan gizi" --konsentrasi nutrisi dalam makanan dalam kaitannya dengan kalori-- dan dampaknya terhadap kerusakan tulang. Pada awal penelitan, peserta mengisi pertanyaan rinci tentang diet mereka, kemudian peneliti itu mengalkulasikan angka kepadatan nutrisi pada setiap orang.

Makanan dengan tingkat kepadatan tinggi nutrisi meliputi berbagai buah, sayuran, padi-padian, kacang-kacangan dan ikan, sementara makanan dengan tingkat kepadatan tinggi kalori adalah makanan penutup, keripik kentang dan daging olahan. Selama tujuh tahun ke depan, 70 pria dan 372 wanita dalam penelitian tersebut berpeluang menderita patah tulang, yang tidak terkait dengan kecelakaan besar.

Secara umum, penelitian tersebut menemukan bahwa dalam setiap 40 persen peningkatan kalori dalam buah, sayuran dan makanan padat nutrisi lain menyebabkan kecenderungan menderita patah tulang dalam 10 tahun ke depan menurun sekitar 14 persen terhadap wanita. Hal itu berlaku bahkan ketika mereka memperhitungkan unsur lain, seperti, berat badan, kepadatan tulang, kebiasaan merokok, dan kebiasaan minum kalsium dan vitamin D.

Terdapat pola sama di antara pria, yang tidak bermakna secara statistik. Tapi, tidak ada hubungan antara risiko patah tulang dan diet dengan makanan padat kalori. Langsetmo mengatakan bahwa meskipun penelitian tersebut tidak membuktikan bahwa diet kaya nutrisi dapat mencegah patah tulang, pesan yang ingin disampaikannya adalah bahwa diet lebih sehat --dengan mengurangi bahaya serangan jantung serta diabetes-- juga dapat berdampak baik bagi keadaan tulang.

Ia juga mengingatkan bahwa yang memiliki kebiasaan makan makanan kaya nutrisi juga cenderung lebih sehat daripada yang menghindari sayuran, melakukan lebih banyak olahraga, dan mengurangi rokok. Read More...

Mahasiswa Indonesia Lebih Suka Belajar ke Amerika

Selasa, 16 November 2010

MEDAN--Ketua Bina Antarbudaya Chapter Medan, Meuthia Fadila Fachruddin, mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara tujuan utama untuk menimba ilmu bagi para mahasiswa Indonesia."Mahasiswa Indonesia sepertinya lebih suka belajar ke Amerika," kata Meuthia, Ahad (14/11).

Meuthia menjelaskan, obsesi para pelajar asal Indonesia memilih AS sebagai negara tujuan untuk belajar, disebabkan bahasa Inggris menjadi bahasa utama negara itu. "Negara adikuasa juga menjadi faktor yang mempengaruhi pilihan pelajar Indonesia untuk belajar ke sana," katanya.

Saat ini, kata Meuthia, kuota beasiswa belajar ke AS bagi para mahasiswa Indonesia, masih tergolong sedikit. "Terlebih dari Sumatra Utara, paling banyak mengirim dua pelajar setiap tahun," tambahnya.

Selain seleksi yang cukup ketat, sedikitnya mahasiswa asal Sumatra Utara yang mendapat beasiswa, juga disebabkan seleksi cukup ketat. Sebelumnya, pemerintah hendak menjalin kemitraan di bidang pendidikan antara Indonesia dan AS pada momentum kedatangan Barack Obama ke Indonesia.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, kerja sama di bidang pendidikan kedua negara yang cenderung melemah selama sepuluh tahun terakhir, sehingga kedatangan Barack Obama ke Indonesia akan dijadikan momentum untuk memperkuat kerja sama itu."Bidang pendidikan adalah salah satu target kita," kata Marty ketika ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/11).

Marty menjelaskan, kemitraan di bidang pendidikan antara kedua negara cenderung melemah selama sepuluh tahun terakhir. Hal itu bisa dilihat dari menurunnya jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di AS. "Selama sepuluh tahun terakhir, jumlah mahasiswa Indonesia di AS berkurang tajam dari 14 ribu menjadi tujuh ribu orang," jelasnya. Read More...

Mutasi Kepala Sekolah Kewenangan Kepala Daerah


MALANG--Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh menyatakan, mutasi kepala sekolah tetap menjadi kewenangan kepala daerah atau wali kota dan bupati masing-masing. "Kebijakan yang tertuang dalam Perauran Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 28 Tahun 2010 itu hanya mengatur tentang rambu-rambu dan kriteria bagi calon kepala sekolah (kasek) saja. Sedangkan kewenangan mutasinya tetap menjadi kewenangan kepala daerah," tegas Mendiknas kepada wartawan di Malang, Sabtu.

Mendiknas menjelaskan, Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tersebut hanya mengatur kriteria dan persyaratan calon kasek saja. Masalah pengangkatan kasek tetap ada di tangan kepala daerah. Persepsi yang selama ini berkembang bahwa pengangkatan kasek harus mendapat persetujuan, bahkan diambil alih langsung oleh Mendiknas itu kurang tepat, sebab bukan itu maksud yang terkandung dalam Permendiknas tersebut.

Mendiknas mengakui, kewenangan pengangkatan seorang kasek tetap ada di daerah. "Saya menyadari betul kewenangan itu, namun saya juga menyadari betul bahwa Kemendiknas harus memberikan rambu-rambu agar penetapannya tidak bermuatan politis," tegasnya.

Ia mengakui, dikeluarkannya Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 itu dilatarbelakangi oleh banyaknya keluhan dari kasek. Sebab, banyak daerah yang memberikan jabatan kasek atau jabatan lainnya itu merupakan bagian dari "hadiah" yang diberikan kepala daerah ketika yang bersangkutan memberikan dukungan dalam pemilihan kepala daerah (pilkada).

Oleh karena itu, katanya, persyaratan dan kriteria jabatan kepala sekolah harus jelas dan tegas. "Bagi yang tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan jangan dipaksakan, sebab nantinya justru akan mengacaukan kualitas pendidikan itu sendiri," ujarnya.

Sebelumnya beberapa kepala daerah dan pejabat di Kota dan Kabupaten Malang menyatakan penolakannya terhadap pemberlakuan Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tersebut karena dinilai "memasung" demokrasi dan memangkas kewenangan daerah. Salah satu yang menyatakan penolakan tersebut adalah Wali Kota Malang peni Suparto. "Daripada mengurusi pengangkatan kasek, Kemendiknas lebih baik mengurusi guru-guru honorer yang belum diangkat dan peningkatan kualitas guru agar pendidikan di Indonesia lebih maju dan berkualitas," tegas Peni belum lama ini. Read More...

Obati Tumor Tanpa Operasi? Ada Gamma Knife


Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, Karawaci Tangerang Provinsi Banten, Prof Dr Eka Julianta Wahjoeparmono mengatakan, peralatan kedokteran "gama knife" dapat mengobati tumor sulit diditeksi, tanpa operasi. "Saat ini peralatan 'gama knife' belum ada di Indonesia karena harganya mahal, sehingga penderita tumor terpaksa berobat ke luar negeri," katanya di Nusa Dua Bali, Kamis.

Pernyataan itu, disampaikan Eka disela-sela seminar internasional tentang bedah saraf yang diikuti 210 peserta dari mancanegara. Menurut dia, bila ada pasien yang menderita penyakit tumor pada kepala, dan sulit untuk dideteksi termasuk dengan operasi karena keterbatasan alat untuk membuangnya, bisa dilakukan dengan "gama knife" itu. "Penggunaan alat itu, bisa dilakukan dengan cara ditembakkan menggunakan sinar," ujarnya.

Dia menambahkan, Universitas Pelita Harapan, berencana membeli perlatan kedokteran itu pada 2011, meski harganya mencapai 6 juta dolar Amerika Serikat dengan menggandeng rekanan dari Negara Paman Sam tersebut. Presiden Organisasi Bedah Syaraf Asia dan Oceania itu, juga menyayangkan banyaknya penderita tumor yang berobat ke luar negeri dengan biaya yang mahal, padahal bila alat itu ada dapat diatasi para ahli bedah syaraf di Indonesia.

Sebagai contoh, untuk operasi tumor yang sulit dideteksi itu, maka warga Indonesia harus mengeluarkan uang mencapai Rp130 juta bila berobat ke Singapura dan jika ke Taiwan sebesar Rp75 juta. "Memang tidak semua penderita tumor atau penyakit syaraf lainnya berobat ke luar negeri, ada juga yang di dalam negeri. Di Rumah Sakit Siloam, Karawaci, tempat saya praktik, menangani sekitar 300 pasien per tahun," katanya.

Ia juga menjelaskan, berdasarkan kajian penggunaan "gama knife" dapat mengurangi penderita penyakit gila yang diderita pasien. Menyangkut sumber daya manusia bidan kedokteran bedah saraf di Indonesia, menurut dia, tidak kalah dengan luar negeri, hanya perlatannya yang tebatas.

Eka juga mengatakan, saat ini cukup banyak pasien gangguan syaraf dari luar negeri, seperti Singapura, Hongkong, Malaysia, Belanda, Kanada, Swiss dan Amerika Serikat menjalani operasi dan perawatan di RS Siloam Karawaci, dengan biaya relatif murah.

"Biaya di kota cukup murah. Untuk pengobatan pasien yang syarafnya terjepit misalnya hanya Rp60 juta, sementara di Singapura mencapai Rp400 juta," ujarnya. Demikian pula bila ada pasien menderita pecah pembuluh darah di otak, jika berobat ke Amerika mengeluarkan dana sebesar Rp250 miliar tapi bila di RS siloam hanya Rp500 juta. Read More...

Awas...Penglihatan Kabur? Jangan-jangan Katarak Lho..


Pernahkah Anda mengalami penglihatan yang tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek? Apakah Anda peka terhadap sinar atau cahaya? Atau kadang merasa penglihatan pada satu mata menjadi dua atau ganda? Apakah memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.

Dan apakah lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu? Jika merasakan gejala tersebut, menurut dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center (JEC), dr Setiyo Budi Riyanto, SpM, Anda haruslah hati-hati. Sebab gejalagejala tersebut adalah gejala umum adanya penyakit katarak.

Setiyo menjelaskan, katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya menjadi keruh. "Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina," jelas Wakil Direktur Medik JEC ini.

Lebih lanjut dokter yang akrab disapa dr Budi ini mengemukakan, sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau penuaan. Katarak juga bisa disebabkan oleh penyakit sistematis seperti diabetes, penggunaan obat tertentu, khususnya steroid, mata tanpa pelindung terkena sinar matahari (UV) dalam waktu cukup lama, pernah operasi mata sebelumnya, pernah trauma atau kecelakaan pada mata, atau mata terbentur.

Menurut Budi, salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan proses penebalan katarak adalah seringnya mata terpapar sinar ultraviolet atau sinar matahari. Untuk itu dia menyarankan agar masyarakat menggunakan kacamata ultraprotection yang bagus.

Ada beberapa jenis katarak. Salah satunya katarak senilis, yaitu katarak yang dialami orang berusia lanjut atau di atas 50 tahun karena faktor degenerasi. Selain itu, ada juvenille yang merupakan katarak pada bayi. Ini bisa terjadi ketika ibunda saat mengandung terkena virus atau tokso.

Berikutnya, katarak traumatik yang disebabkan oleh trauma. Contohnya karena kecelakaan atau terbentur sehingga menyebabkan lensa menjadi keruh. Jenis lainnya adalah katarak komplikata, yaitu yang disebabkan oleh komplikasi penyakit. Misalnya pada penderita diabetes dengan gula darah yang tidak terkontrol atau lebih dari 200.

Prevalensi Katarak merupakan salah satu penyebab terjadinya kebutaan. Dalam tulisannya, Direktur Jakarta Eye Center, Prof Istiantoro, MD, mengungkapkan, buta dua mata sebesar 1,47 persen dari jumlah penduduk atau sebesar 3,5 juta, dan katarak merupakan penyebab utama yang mencakup 60-70 persen dari total kebutaan. Bahkan, menurut data WHO, penderita buta katarak bertambah 0,1 persen dari jumlah penduduk. Dalam perhitungan waktu, ungkap Istiantoro, di Indonesia setiap 3,5 menit ada satu orang menjadi buta.

Budi menambahkan, Indonesia merupakan nomor dua terbanyak penderita katarak di dunia. Untuk kawasan Asia Tenggara Indonesia menempati urutan nomor satu terbanyak. Setiap pria maupun wanita mempunyai risiko yang sama terkena katarak. Biasanya katarak mengenai kedua belah mata, tidak satu-satu. Sayangnya, menurut Budi, tidak ada obat untuk menghilangkan katarak karena hanya bisa hilang dengan operasi dan diganti dengan lensa yang jernih.

Saat ini teknologi semakin canggih sehingga tersedia teknologi bedah katarak modern yang menggunakan mesin fakoemulsifikasi. Dalam operasi ini lebar sayatan luka operasi sangat minimal, yakni 1,4 hingga 2,2 milimeter. Bahkan luka sayatan tersebut tidak perlu dijahit dan menggunakan lensa buatan (lensa intra okular/lensa implan) untuk mengganti lensa yang terkena katarak.

Budi berpesan, tindakan operasi jangan menunggu hingga katarak matang. Karena pada proses pematangan tersebut dikhawatirkan akan terjadi komplikasi yang bisa menyebabkan glukoma sekunder, dan peradangan di dalam mata yang disebabkan oleh lensa dan kantung penggantung lensa rapuh. "Untuk melakukan operasi tidak ada batasan usia," tuturnya.

Apakah operasi katarak ada efek sampingnya? Menurut Budi, setiap tindakan kedokteran itu harus menjaga faktor risiko dan efek samping lebih minim. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan setelah operasi. Yakni, mata jangan terkena air selama 3-5 hari. Setelah operasi gunakan kacamata karena mata tersebut tidak boleh terkena angin dan debu.

Sebelum melakukan operasi, dokter akan melakukan pemeriksaan dahulu secara lengkap. Mulai dari pasien tidak boleh mengandung gula tinggi, pemeriksaan fungsi retina, serta pemeriksaan ukuran lensa tanam. "Untuk menghindari angka kegagalan operasi yang penting menjalani pemeriksaan awal yang lengkap," ujarnya.

Dan, hasil operasi akan bagus bila fungsi retina dan organ lainnya bagus. Pada saat ini operasi katarak tidak hanya mempertimbangkan fungsi penglihatan tapi juga kualitas penglihatan. "Agar setelah operasi, pasien tak lagi menggunakan kacamata," lanjut Budi.

Pasien yang melakukan operasi katarak fakoemulsifikasi di JEC sejak 2004 hingga tahun 2008 sebanyak 70 ribu pasien. Semua dokter mata, yang berhimpun dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI), bertekad meningkatkan jumlah operasi. Setiap dokter mata, yang kini mengoperasi dua pasien setiap minggu, akan meningkatkan jumlah operasinya menjadi enam pasien seminggu. Ini akan mencapai angka 1.000 operasi katarak per satu juta penduduk per tahun. Read More...
Related Posts with Thumbnails
banner125125 d'famous_125x125
 

Followers