JAKARTA--Para pengajar sekarang banyak yang mengajar tetapi tidak melakukan pembelajaran padahal kompetensi guru tidak hanya sebagai penyampai ilmu tetapi harus mengembangkan pembelajaran inovatif. Pengajar pascasarjana Universitas Islam Jakarta, Prof Dr Aziz Fachrurrazi MA , mengungkapkan hal itu dalam seminar pendidikan yang diadakan badan eksekutif mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Islam Jakarta di Jakarta, Rabu siang.
"Dunia pendidikan kita belum dalam porsi menggembirakan sehingga harus ada pembekalan profesional tentang kompetensi 'cara belajar yang membelajarkan'," kata Aziz yang menyampaikan makalah "Guru Profesional dan Pembelajaran Inovatif" di hadapan para guru SD dan SLTP/A yang bedatangan dari kelima wilayah DKI Jakarta.
Ia menambahkan, pembelajaran inovatif adalah proses interaksi yang pro-perubahan antara pendidik dan peserta didik yang mampu menumbuhkembangkan daya imajinasi, kreasi, inovasi, nalar, rasa ingin tahu dan bereksperimen untuk menemukan kemungkinan baru yang tidak tertambat pada tradisi pengajaran yang lebih mementingkan ingatan dan 'recall'.
"Pembelajaran inovatif tidak selesai dilakukan bersama guru, melainkan harus dikembangkan sehingga peserta didik mampu mengaktualkan potensi mereka secara intelektual, emosional, spiritual, estetika dan kinestetiknya," kata Aziz.
Azis lebih lanjut menguraikan tentang prinsip dan strategi belajar inovatif mulai dari pengenalan, internalisasi dan penerapan nilai serta mengupas tentang kecerdasan manusia secara intelektual, emosional, spiritual dan fisikal serta keagungan agama yang memengaruhi daya kalbu, fakir dan fisik.
Dalam acara seminar dengan nama 'Educational Expo III 2010' berlangsung hingga Kamis itu, berbicara pula sehari sebelumnya Prof Dr. Zakiyah Darajat, MA yang membawakan makalah tentang kesehatan jiwa dan pada hari terakhir Kamis dalam salah satu sesi akan dibahas tentang sosialisasi UU KDRT dalam perspektif agama dan hukum.
Postingan
0 komentar:
Posting Komentar